BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Bahasa terdiri
atar beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase, klausa, dan kalimat.
Kata merupakan tataran terendah dan kalimat merupakan tataran tertinggi.
Ketika ingin
menulis, kata merupakan kunci utama dalam upaya membentuk tulisan. Oleh karena
itu, sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia harus difahami dengan baik, agar ide
dan pesan seseorang dapat mudah dimengerti.
Dengan demikian, kata-kata yang digunakan
untuk berkomunikasi harus difahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata
sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan
tetapi, kata-kata tersebut harus digunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang
benar.
Dan di makalah
inilah kami akan membicarakan tentang pemilihan kata dalam Bahasa Indonesia,
supaya kita dapat mengatahui mana kata yang benar dan salah dalam kaidah Bahasa
Indonesia.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
pedanan kata yang serasi dan yang tidak serasi?
2.
Bagaimana
pemakaian kata yang tidak hemat dan yang hemat
3.
Bagaimana
resiprokal yang salah dan bentuk superlatif yang berlebihan?
1
BAB II
PEMBAHASAN
PEMILIHAN KATA DALAM BAHASA
INDONESIA
1. Pedanan Yang
Tidak Serasi
Dalam pemakaian ungkapan penghubung
intrakalimat sebagai pedanan sebagai pedanan sering mengalami kesalahan.
a.
Karena
modal di Bank terbatas sehingga tidak semua pengusaha lemah
memperoleh kredit (salah)
b.
Karena
modal di Bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit (benar)
c.
Modal di Bank
terbatas sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit (benar)
2. Penggunaan
kesimpulan, keputusan, dan pelayanan yang tidak tepat
Pembentukan kata dalam bahasa Indonesia
sebenarnya mengikuti pola yang rapi. Verba yang berawalan me atau meng
dapat dibentuk menjadi nomina.
Kata tersebut bila berimbuhan pe atau peng –an
bermakna proses.
Dapat pula dibentuk
menjadi nomina yang berimbuhan –an
bermakna hasil.
Contoh:
Tulis - menulis - penulis - penulisan - tulisan
Simpul - menyimpulkan - penyimpu - penyimpulan - simpulan
Putus - memutuskan - pemutus - pemutusan - putusan
Layan - melayani - pelayan - pelayanan - layanan
3.
Penggunaan
kata yang tidak hemat
Kita sering menjumpai pemakaian dua kata
sambung yang mengandung makna yang sama dipakai sekaligus dalam sebuah kalimat.
Padahal menurut kaidah yang berlaku, hal semacam itu termasuk pemakaian kata yang mubadzir
atau penggunaan tidak hemat.
Tidak hemat Hemat
a. Sejak
dari sejak atau dari
b. Agar
supaya agar atau supaya
c. Demi
untuk demi atau untuk
d. Adalah
merupakan adalah atau merupakan
e. Seperti.......
dan sebagainya seperti atau sebagainya
f.
Berbagai
faktor-faktor berbagai faktor
g. Antara
lain....... dan seterusnya antara
lain atau dan seterusnya
h. Misalnya.......
dan lain-lain misalnya atau dan
lain-lain
i.
Menyatakan
persetujuan menyetujui
j.
Mengadakan
penelitian meneliti
4. Pemakaian
pengrajin atau perajin
Pengrajin ialah orang yang pekerjaannya
membuat barang-barang kerajinan. Sedangkan perajin artinya orang yang mempunyai
sifat atau yang suka berbuat.
Dalam bahasa indonesia awalan peN-
menyatakan pelaku dari suatu perbuatan, penulis artinya orang yang menulis.
Tetapi peN- yang dirangkaikan dengan kata sifat menyatakan orang yang
mempunyai sifat atau yang suka berbuat, seperti malas menjadi pemalas.
Jadi kalau yang dimaksud orang yang pekerjaannya
membuat barang-barang kerajinan, maka yang dipakai adalah pengrajin, seperti pengrajin ukir, pengrajin batik, dan pengrajin
perak.
5.
Pemakaian kata depan di, ke, dari, bagai, pada, daripada, dan terhadap
Pemakaian di, ke, dari, bagai,
dan daripada
sering dipertukarkan. Hal ini sebagaian besar karena pengaruh bahasa asing atau
bahasa daerah . mari kita lihat contoh-contohnya:
a.
Keputusan daripada
pemerintah itu melegakan hati rakyat. (salah)
b.
Keputusan
pemerintah itu melegakan hati rakyat. (benar)
c.
Adiknya lebih
cerdas dari kakaknya. (salah)
d.
Adiknya lebih
cerdas daripada kakaknya. (benar)
e.
Sepedanya
dititipkan di saya selama ia sedang belajar. (salah)
f.
Sepedanya
dititipkan pada saya selama ia sedang belajar. (benar)
g.
Di
suatu waktu kita dapat menikmati hasil jerih payah masing-masing. (salah)
h.
Pada
suatu waktu kita dapat menikmati hasil jerih payah masing-masing. (benar)
Bentuk dari, pada, dan
daripada
Bentuk dari merupakan kata perangkai yang
berfungsi untuk:
a.
Menyatakan
keterangan tempat asal sesuatu.
b.
Menyatakan asal
sesuatu dibuat.
c.
Menyatakan
keterangan sebab.
d.
Menyatakan
sebagai anggota dari suatu kelompok.
e.
Membentuk
ungkapan bersama-sama dengan kata tergantung.
f.
Menyatakan
alasan.
Bentuk pada juga merupakan kata perangkai
yang berfungsi untuk:
a.
Mengantar
keterangan tempat untuk orang yang binatang sebagai pengganti kata depan di.
b.
Mengantar
keterangan waktu.
c.
Mengantar kata
bilangan.
d.
Mengantar kata
bentuk abstrak.
Bentuk daripada merupakan kata depan
majemuk yang dibentuk dari kata dari dan pada. Bentuk daripada
dipakai untuk membandingkan.
6. Penggunaan kata di mana yang tidak tepat
Penggunaan
kata di
mana yang bukan pada tempatnya masih terdapat di mana-mana, seperti
kalimat dibawah ini.
a.
Universitas di
mana dia menuntut ilmu pengetahuan menjadi rata dengan tanah akibat
goncangan gempa bumi. (salah)
b.
Universitas tempat
dia menuntut ilmu pengetahuan menjadi rata dengan tanah akibat goncangan gempa
bumi. (benar)
Penggunaan
kata di
mana dalam kalimat di atas, merupakan penegas dari kata sebelumnya.
Karena kata sebelumnya menunjukkan tempat, maka diganti dengan kata tempat.
7. Penggunaan ungkapan pasangan idiomatik yang tidak
tepat
a. Sesuai anjuran
Menteri Cosmas Batubara, tenaga kerja Indonesia akan dikirim ke Irak dan Iran.
(salah)
b. Sesuai
dengan anjuran Menteri Cosmas Batubara, tenaga kerja
Indonesia akan dikirim ke Irak dan Iran. (benar)
8. Penggunaan kata jam yang tidak tepat
a.
Karyawan kantor
masuk jam 08.00 s.d. 14.30. (salah)
b.
Karyawan kantor
masuk pukul 08.00 s.d. 14.30. (benar)
Kata jam menunjukkan jangka waktu atau masa, sedangkan kata pukul
menunjukkan ketentuan waktu.
Contoh:
paman bekerja di perusahaan selama 7 jam setiap hari, yaitu dari pukul
08.00 s.d. 15.00
9. Penggunaan kata sesuatu dan suatu
a.
Ia mencari sesuatu benda di halaman rumahnya.
(salah)
b.
Ia mencari suatu
benda di halaman rumahnya. (benar)
Penggunaan kata sesuatu tidak diikut oleh
kata benda karena kata tersebut sudah menunjukkan kata benda, sedangkan
kata suatu
harus diikuti oleh kata benda.
10. Penggunaan kata masing-masing dan tiap-tiap
a.
Masing-masing
kelompok terdiri atas tiga puluh orang. (salah)
b.
Tiap-tiap
kelompok terdiri atas tiga puluh orang. (benar)
atau
kelompok itu masing-masing terdiri atas tiga puluh orang. (benar)
Penggunaan kata tiap-tiap harus diikuti oleh
kata benda, sedang kata masing-masing
tidak
diikuti oleh kata benda, karena kata bendanya sudah di sebutkan lebih
dahulu.
11.
Pasangan
kata antara dan melawan yang tidak tepat
a.
Besok akan
berlangsung pertandingan sepak bola antara
kesebelasan Barito Putra melawan
kesebelasan Persibaya di Stadion Lambung Mangkurat. (salah)
b.
Besok akan
berlangsung pertandingan sepak bola antara kesebelasan Barito Putra dan
kesebelasan Persibaya di Stadion Lambung Mangkurat. (benar)
Jadi pasangan kata antara
adalah dan.
12.
Pasangan
baik..... ataupun..... tidak baku
Pasangan baik..... maupun.....
sudah merupakan pasangan idiomatis. Pasangan itu merupakan pasangan tetap,
tidak boleh diganti dengan unsur lain.
Contoh:
Orang itu selalu menyatakan dirinya tidak bersalah, baik ketika diperiksa
oleh ketua RT maupun
ketika diperiksa oleh polisi.
13.
Pasangan
bukan..... tetapi..... tidak baku
a. Dukungan
ini bukan hanya dari keluarga, tetapi juga dari masyarakat. (salah)
b. Dukungan
ini bukan
hanya dari keluarga, melainkan juga dari anggota
masyarakat. (benar)
Pasangan kata dalam kalimat tersebut
bermaksud mempertentangkan dua hal, dan bukan itu digunakan untuk kata
benda, maka kata yang cocok adalah melainkan.
14.
Pasangan
tidak..... melainkan..... tidak baku
a. Unsur-unsur
halogen tidak terdapat dalam keadaan
bebas di alam, melainkan terdapat
sebagai garam-garam halida yang larut dalam air laut. (salah)
b. Unsur-unsur
halogen tidak terdapat dalam keadaan bebas di alam, tetapi
terdapat sebagai garam-garam halida yang larut dalam air laut. (benar)
Jadi pasangan yang benar adalah tidak.....
tetapi.....
sesudah kata tidak harus bukan kata benda.
15.
Penggunaan
kata maupun yang tidak tepat
a. Hutan
tumbuh di pegunungan maupun di
daratan rendah. (salah)
b. Hutan
tumbuh di pegunungan atau di daratan rendah. (benar)
c. Hutan
tumbuh di pegunungan dan di daratan rendah. (benar)
16.
Pemakaian
haturkan tidak baku
a. Kami
menghaturkan banyak terima kasih atas
kehadiran Bapak dan Ibu dalam pertemuan ini. (salah)
b. Kami
mengucapkan
banyak terima kasih atas kehadiran Bapak dan Ibu dalam pertemuan ini. (benar)
17.
Kesalahan
Urutan Kata
Gejala salah urutan kata sebagian
besar disebabkan oleh pengaruh bahasa asing. Kebanyakan salah urutan itu
merupakan terjemahan harfiah dari bahasa asing. Padahal, struktur bahasa
Indonesia berbada dengan struktur bahasa asing. Perhatikan contoh berikut:
Bentuk Tidak Baku
a. Masalah
kemacetan kredit Bimas saya ingin laporkan kepada Bapak.
b. Ini
malam
kita
menyaksikan berbagai atraksi yang akan dibawakan oleh putra-putri kita.
Seharusnya, kalimat-kalimat di atas
diucapkan atau dituliskan sebagai berikut.
Bentuk Baku
a. Masalah
kemacetan kredit Bimas ingin saya laporkan kepada Bapak.
b. Malam
ini kita akan menyaksikan berbagai atraksi yang akan
dibawakan oleh putra-putri kami.
Bentuk-bentuk lain yangb dianggap
urutannya keliru adalah tadi pagi, ini saya, saya belum terima, lain
waktu, lain kesempatan. Dalam bahasa Indonesia baku bentuk-bentuk itu
harus pagi tadi, hari ini, belum saya terima, waktu lain, dan kesempatan
lain.
18.
Urutan
Yang Tidak Paralel
Jika dalam sebuah kalimat terdapat
beberapa unsur yang dirinci, rinciannya itu harus diusahakan sejajar atau
paralel. Jika unsur pertama berupa kata benda, unsur berikutnya juga harus
berupa benda, unsur pertama di- . . . -kan, unsur berikutnya
juga berbentuk di- . . . –kan.
Misalnya:
Bentuk Tidak Baku
a. Harga
minyak dibekukan atau kenaikan secara luwas.
b. Tahap
terakhir penyelesaian gedung itu adalah pengecatan tembok, memasang
penerangan, dan pengaturan tata ruang.
Dalam kalimat pertama bentuk rincian
tidak paralel, tidak sejajar. Kata dibekukan tidak sejajar dengan kata kenaikan.
Jika yang pertama berbentuk di- . . . –kan, bentuk kedua pun
harus di- . . . –kan. Dalam kalimat kedua rincian
itu ada yang berbentuk pe- . . . –an dan ada yang me-.
Seharusnya, bentuk itu dijadikan pe- . . . –an seluruhnya atau
bentuk me- seluruhnya.
Bentuk Baku
a.
Harga minyak dibekukan
atau dinaikkan
secara luwes.
b.
Tahap terakhir
penyelesaian gedung itu adalah pengecatan tembok, pemasangan
penerangan, dan pengaturan tata ruang.
19.
Pengaruh
Bahasa Daerah/Paralel
Dalam ragam tulis tidak dibenarkan kita menggunakan
kata-kata atau struktur dialek daerah tertentu karena pembaca dari daerah lain
tidak dapat mamahami kalimat yang kita tulis. Selain itu, penggunaan kata
dialek dalam tulisan resmi akan mempengaruhi tingkat keresmian bahasa yang
digunakan
Perhatikan kalimat-kalimat berikut.
Bentuk
Tidak Baku
a.
Saya pernah bilang
hal itu kepadamu.
b.
Rumahnya Bapak Direktur di
Jalan Imam Bonjol 108, Jakarta Pusat.
Bentuk
Baku
a.
Saya pernah
mengatakan hal itu kepadamu
b.
Rumah Bapak
Direktur di Jalan Imam Bonjol 108, Jakarta Pusat.
20.
Bentuk
Resiprokal Yang Salah
Bentuk
resiprokal adalah bentuk bahasa yang mengandung arti ‘berbalasan’. Bentuk
resiprokal dapat dihasilkan dengan cara menggunakan kata saling atau dengan kata
ulang berimbuhan. Akan tetapi, jika ada bentuk yang berarti
‘berbalasan’ itu dengan cara pengulangan kata sekaligus dengan
penggunaan kata saling akan terjadilah bentuk resiprokal yang salah seperti
berikut.
Bentuk
Tidak Baku
a.
Sesama pengemudi
dilarang saling dahulu-mendahului.
b.
Dalam pertemuan
itu para mahasiswa dapat saling tukar-menukar informasi.
Bentuk resiprokal yang baku seperti di bawah ini.
Bentuk
Baku
a.
Sesama pengemudi
dilarang saling mendahului.
b.
Dalam pertemuan
itu para mahasiswa dapat saling menukar informasi.
21. Bentuk
Superlatif Yang Berlebihan
Bentuk superlatif adalah suatu bentuk yang mengandung
arti ‘paling’ dalam suatu pertandingan. Bentuk yang mengandung arti ‘paling’
itu dapat dihasilkan dengan suatu kata sifat ditambah kata-kata amat,
sangat, paling, atau sekali. Jika ada dua kata itu
digunakan sekaligus dalam suatu kalimat, terjadilah bentuk superlatif yang
berlebihan.
Misalnya:
Bentuk
Tidak Baku
a.
Pengalaman itu sangat
menyenangkan sekali.
b.
Penderitaan yang
dia alami amat sangat memilukan.
Bentuk
Baku
a.
Pengalaman itu sangat
menyenangkan.
b.
Penderitaan yang
dia alami amat memilukan.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Kreatifitas dalam memilih kata merupakan kunci utama bagi seorang
pengarang maupun untuk penulisan gagasan serta ungkapan. Penguasaan dalam
mengolah kata juga menjadi faktor
penting untuk menghasilkan tulisan yang indah dan enak di baca. sehingga makna
dengan tepat pada setiap pilihan kata yang ingin disampaikan.
Gejala salah urutan
kata sebagian besar disebabkan oleh pengaruh bahasa asing. Kebanyakan salah
urutan itu merupakan terjemahan harfiah dari bahasa asing. Padahal, struktur
bahasa Indonesia berbada dengan struktur bahasa asing. Bentuk
resiprokal adalah bentuk bahasa yang mengandung arti ‘berbalasan’,sedangkan bentuk superlatif adalah
suatu bentuk yang mengandung arti ‘paling’ dalam suatu pertandingan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal.Berbahasa Indonesia dengan benar.PT
Mediyatama Sarana Perkasa,Jakarta 1987.
Junus, Husain.Tinjauan Sejarah dan Pemakaian
Kalimat yang baik dan benar. Ussana Offset.Surabaya 1996.
http://www.google.co.id/search?hl=id&cr=countryID&q=pilihan+kata+dalam+bahasa+indonesia&star=10&sa=N
1 komentar:
1xbet korean - legalbet.co.kr - Sports betting - LicensedBet
1Xbet korean. 1Xbet 1xbet korean korean. 1Xbet korean. 1Xbet. 1Xbet. 1Xbet korean. 1xbet. 1Xbet. 1Xbet. 1Xbet. 1xbet. 1xbet.
Posting Komentar