Minggu, 23 Februari 2014

Makalah Bahasa Indonesia (Pemilihan kata dalam Bahasa Indonesia)


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Bahasa terdiri atar beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase, klausa, dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah dan kalimat merupakan tataran tertinggi.
Ketika ingin menulis, kata merupakan kunci utama dalam upaya membentuk tulisan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia harus difahami dengan baik, agar ide dan pesan seseorang dapat mudah dimengerti.
 Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi harus difahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata tersebut harus digunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Dan di makalah inilah kami akan membicarakan tentang pemilihan kata dalam Bahasa Indonesia, supaya kita dapat mengatahui mana kata yang benar dan salah dalam kaidah Bahasa Indonesia.




B.       Rumusan Masalah
1.        Bagaimana pedanan kata yang serasi dan yang tidak serasi?
2.        Bagaimana pemakaian kata yang tidak hemat dan yang hemat
3.        Bagaimana resiprokal yang salah dan bentuk superlatif yang berlebihan?




1
 
BAB II
PEMBAHASAN
PEMILIHAN KATA DALAM BAHASA INDONESIA

1.    Pedanan Yang Tidak Serasi
     Dalam pemakaian ungkapan penghubung intrakalimat sebagai pedanan sebagai pedanan sering mengalami kesalahan.
a.    Karena modal di Bank terbatas sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit (salah)
b.    Karena modal di Bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit (benar)
c.    Modal di Bank terbatas sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit (benar)

2.    Penggunaan kesimpulan, keputusan, dan pelayanan yang tidak tepat
     Pembentukan kata dalam bahasa Indonesia sebenarnya mengikuti pola yang rapi. Verba yang berawalan me atau meng dapat dibentuk menjadi nomina.
Kata tersebut bila berimbuhan pe atau peng an bermakna proses.
Dapat pula dibentuk menjadi nomina yang berimbuhan an bermakna hasil.
Contoh:
Tulis       -    menulis                -    penulis        -   penulisan         -    tulisan
Simpul   -    menyimpulkan     -    penyimpu   -   penyimpulan   -    simpulan
Putus     -    memutuskan        -    pemutus      -   pemutusan       -    putusan
Layan    -    melayani              -    pelayan       -   pelayanan        -    layanan

3.    Penggunaan kata yang tidak hemat
     Kita sering menjumpai pemakaian dua kata sambung yang mengandung makna yang sama dipakai sekaligus dalam sebuah kalimat. Padahal menurut kaidah yang berlaku, hal semacam  itu termasuk pemakaian kata yang mubadzir atau penggunaan tidak hemat.
Tidak hemat                                            Hemat
a.    Sejak dari                                             sejak             atau          dari
b.    Agar supaya                                         agar              atau          supaya
c.    Demi untuk                                          demi             atau          untuk
d.   Adalah merupakan                               adalah          atau          merupakan
e.    Seperti....... dan sebagainya                  seperti           atau          sebagainya
f.     Berbagai faktor-faktor                         berbagai faktor
g.    Antara lain....... dan seterusnya            antara lain   atau          dan seterusnya
h.    Misalnya....... dan lain-lain                   misalnya       atau          dan lain-lain
i.      Menyatakan persetujuan                      menyetujui
j.      Mengadakan penelitian                        meneliti
4.  Pemakaian pengrajin atau perajin
     Pengrajin ialah orang yang pekerjaannya membuat barang-barang kerajinan. Sedangkan perajin artinya orang yang mempunyai sifat atau yang suka berbuat.
     Dalam bahasa indonesia awalan peN- menyatakan pelaku dari suatu perbuatan, penulis artinya orang yang menulis. Tetapi peN- yang dirangkaikan dengan kata sifat menyatakan orang yang mempunyai sifat atau yang suka berbuat, seperti malas menjadi pemalas.
     Jadi kalau yang dimaksud orang yang pekerjaannya membuat barang-barang kerajinan, maka yang dipakai adalah pengrajin, seperti pengrajin ukir, pengrajin batik, dan pengrajin perak.

5.    Pemakaian kata depan di, ke, dari, bagai, pada, daripada, dan terhadap
     Pemakaian di, ke, dari, bagai, dan daripada sering dipertukarkan. Hal ini sebagaian besar karena pengaruh bahasa asing atau bahasa daerah . mari kita lihat contoh-contohnya:
a.    Keputusan daripada pemerintah itu melegakan hati rakyat. (salah)
b.    Keputusan pemerintah itu melegakan hati rakyat. (benar)
c.    Adiknya lebih cerdas dari kakaknya. (salah)
d.   Adiknya lebih cerdas daripada kakaknya. (benar)
e.    Sepedanya dititipkan di saya selama ia sedang belajar. (salah)
f.     Sepedanya dititipkan pada saya selama ia sedang belajar. (benar)
g.    Di suatu waktu kita dapat menikmati hasil jerih payah masing-masing. (salah)
h.    Pada suatu waktu kita dapat menikmati hasil jerih payah masing-masing. (benar)
Bentuk dari, pada, dan daripada
     Bentuk dari merupakan kata perangkai yang berfungsi untuk:
a.    Menyatakan keterangan tempat asal sesuatu.
b.    Menyatakan asal sesuatu dibuat.
c.    Menyatakan keterangan sebab.
d.   Menyatakan sebagai anggota dari suatu kelompok.
e.    Membentuk ungkapan bersama-sama dengan kata tergantung.
f.     Menyatakan alasan.
     Bentuk pada juga merupakan kata perangkai yang berfungsi untuk:
a.    Mengantar keterangan tempat untuk orang yang binatang sebagai pengganti kata depan di.
b.    Mengantar keterangan waktu.
c.    Mengantar kata bilangan.
d.   Mengantar kata bentuk abstrak.
     Bentuk daripada merupakan kata depan majemuk yang dibentuk dari kata dari dan pada. Bentuk daripada dipakai untuk membandingkan.

6.    Penggunaan kata di mana yang tidak tepat
                 Penggunaan kata di mana yang bukan pada tempatnya masih terdapat di mana-mana, seperti kalimat dibawah ini.
a.    Universitas di mana dia menuntut ilmu pengetahuan menjadi rata dengan tanah akibat goncangan gempa bumi. (salah)
b.    Universitas tempat dia menuntut ilmu pengetahuan menjadi rata dengan tanah akibat goncangan gempa bumi. (benar)
                 Penggunaan kata di mana dalam kalimat di atas, merupakan penegas dari kata sebelumnya. Karena kata sebelumnya menunjukkan tempat, maka diganti dengan kata tempat.

7.    Penggunaan ungkapan pasangan idiomatik yang tidak tepat
a.    Sesuai anjuran Menteri Cosmas Batubara, tenaga kerja Indonesia akan dikirim ke Irak dan Iran. (salah)
b.    Sesuai dengan anjuran Menteri Cosmas Batubara, tenaga kerja Indonesia akan dikirim ke Irak dan Iran. (benar)

8.    Penggunaan kata jam yang tidak tepat
a.    Karyawan kantor masuk jam 08.00 s.d. 14.30. (salah)
b.    Karyawan kantor masuk pukul 08.00 s.d. 14.30. (benar)
            Kata jam menunjukkan jangka waktu atau masa, sedangkan kata pukul menunjukkan ketentuan waktu.
Contoh: paman bekerja di perusahaan selama 7 jam setiap hari, yaitu dari pukul 08.00 s.d. 15.00

9.    Penggunaan kata sesuatu dan suatu
a.    Ia mencari sesuatu benda di halaman rumahnya. (salah)
b.    Ia mencari suatu benda di halaman rumahnya. (benar)
            Penggunaan kata sesuatu tidak diikut oleh kata benda karena kata tersebut sudah menunjukkan kata benda, sedangkan kata suatu harus diikuti oleh kata benda.

10.    Penggunaan kata masing-masing dan tiap-tiap
a.    Masing-masing kelompok terdiri atas tiga puluh orang. (salah)
b.    Tiap-tiap kelompok terdiri atas tiga puluh orang. (benar)
atau kelompok itu masing-masing terdiri atas tiga puluh orang. (benar)
            Penggunaan kata tiap-tiap harus diikuti oleh kata benda, sedang kata masing-masing tidak diikuti oleh kata benda, karena kata bendanya sudah di sebutkan lebih dahulu.

11.    Pasangan kata antara dan melawan yang tidak tepat
a.    Besok akan berlangsung pertandingan sepak bola antara kesebelasan Barito Putra melawan kesebelasan Persibaya di Stadion Lambung Mangkurat. (salah)
b.    Besok akan berlangsung pertandingan sepak bola antara kesebelasan Barito Putra dan kesebelasan Persibaya di Stadion Lambung Mangkurat. (benar)
            Jadi pasangan kata antara adalah dan.

12.    Pasangan baik..... ataupun..... tidak baku
            Pasangan baik..... maupun..... sudah merupakan pasangan idiomatis. Pasangan itu merupakan pasangan tetap, tidak boleh diganti dengan unsur lain.
Contoh: Orang itu selalu menyatakan dirinya tidak bersalah, baik ketika diperiksa oleh         ketua RT maupun ketika diperiksa oleh polisi.

13.    Pasangan bukan..... tetapi..... tidak baku
a.    Dukungan ini bukan hanya dari keluarga, tetapi juga dari masyarakat. (salah)
b.    Dukungan ini bukan hanya dari keluarga, melainkan juga dari anggota masyarakat. (benar)
            Pasangan kata dalam kalimat tersebut bermaksud mempertentangkan dua hal, dan bukan itu digunakan untuk kata benda, maka kata yang cocok adalah melainkan.

14.    Pasangan tidak..... melainkan..... tidak baku
a.    Unsur-unsur halogen tidak terdapat dalam keadaan bebas di alam, melainkan terdapat sebagai garam-garam halida yang larut dalam air laut. (salah)
b.    Unsur-unsur halogen tidak terdapat dalam keadaan bebas di alam, tetapi terdapat sebagai garam-garam halida yang larut dalam air laut. (benar)
            Jadi pasangan yang benar adalah tidak..... tetapi..... sesudah kata tidak harus bukan kata benda.

15.    Penggunaan kata maupun yang tidak tepat
a.    Hutan tumbuh di pegunungan maupun di daratan rendah. (salah)
b.    Hutan tumbuh di pegunungan atau di daratan rendah. (benar)
c.    Hutan tumbuh di pegunungan dan di daratan rendah. (benar)

16.    Pemakaian haturkan tidak baku
a.    Kami menghaturkan banyak terima kasih atas kehadiran Bapak dan Ibu dalam pertemuan ini. (salah)
b.    Kami mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran Bapak dan Ibu dalam pertemuan ini. (benar)

17.    Kesalahan Urutan Kata
            Gejala salah urutan kata sebagian besar disebabkan oleh pengaruh bahasa asing. Kebanyakan salah urutan itu merupakan terjemahan harfiah dari bahasa asing. Padahal, struktur bahasa Indonesia berbada dengan struktur bahasa asing. Perhatikan contoh berikut:
Bentuk Tidak Baku
a.    Masalah kemacetan kredit Bimas saya ingin laporkan kepada Bapak.
b.    Ini malam kita menyaksikan berbagai atraksi yang akan dibawakan  oleh putra-putri kita.
            Seharusnya, kalimat-kalimat di atas diucapkan atau dituliskan sebagai berikut.
Bentuk Baku
a.    Masalah kemacetan kredit Bimas ingin saya laporkan kepada Bapak.
b.    Malam ini kita akan menyaksikan berbagai atraksi yang akan dibawakan oleh putra-putri kami.
            Bentuk-bentuk lain yangb dianggap urutannya keliru adalah tadi pagi, ini saya, saya belum terima, lain waktu, lain kesempatan. Dalam bahasa Indonesia baku bentuk-bentuk itu harus pagi tadi, hari ini, belum saya terima, waktu lain, dan kesempatan lain.

18.    Urutan Yang Tidak Paralel
            Jika dalam sebuah kalimat terdapat beberapa unsur yang dirinci, rinciannya itu harus diusahakan sejajar atau paralel. Jika unsur pertama berupa kata benda, unsur berikutnya juga harus berupa benda, unsur pertama di- . . . -kan, unsur berikutnya juga berbentuk di- . . . –kan.
Misalnya:
Bentuk Tidak Baku
a.    Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwas.
b.    Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah pengecatan tembok, memasang penerangan, dan pengaturan tata ruang.
            Dalam kalimat pertama bentuk rincian tidak paralel, tidak sejajar. Kata dibekukan tidak sejajar dengan kata kenaikan. Jika yang pertama berbentuk di- . . . –kan, bentuk kedua pun harus di- . . . –kan. Dalam kalimat kedua rincian itu ada yang berbentuk pe- . . . –an dan ada yang me-. Seharusnya, bentuk itu dijadikan pe- . . . –an seluruhnya atau bentuk me- seluruhnya.
Bentuk Baku
a.    Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
b.    Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah pengecatan tembok, pemasangan penerangan, dan pengaturan tata ruang.  

19.    Pengaruh Bahasa Daerah/Paralel
            Dalam ragam tulis tidak dibenarkan kita menggunakan kata-kata atau struktur dialek daerah tertentu karena pembaca dari daerah lain tidak dapat mamahami kalimat yang kita tulis. Selain itu, penggunaan kata dialek dalam tulisan resmi akan mempengaruhi tingkat keresmian bahasa yang digunakan
            Perhatikan kalimat-kalimat berikut.
Bentuk Tidak Baku
a.    Saya pernah bilang hal itu kepadamu.
b.    Rumahnya Bapak Direktur di Jalan Imam Bonjol 108, Jakarta Pusat.
Bentuk Baku
a.    Saya pernah mengatakan hal itu kepadamu
b.    Rumah Bapak Direktur di Jalan Imam Bonjol 108, Jakarta Pusat.

20.    Bentuk Resiprokal Yang Salah
            Bentuk resiprokal adalah bentuk bahasa yang mengandung arti ‘berbalasan’. Bentuk resiprokal dapat dihasilkan dengan cara menggunakan kata saling atau dengan kata ulang berimbuhan. Akan tetapi, jika ada bentuk yang berarti ‘berbalasan’ itu dengan cara pengulangan kata sekaligus dengan penggunaan kata saling akan terjadilah bentuk resiprokal yang salah seperti berikut.
Bentuk Tidak Baku
a.    Sesama pengemudi dilarang saling dahulu-mendahului.
b.    Dalam pertemuan itu para mahasiswa dapat saling tukar-menukar informasi.
            Bentuk resiprokal yang baku seperti di bawah ini.
Bentuk Baku
a.       Sesama pengemudi dilarang saling mendahului.
b.      Dalam pertemuan itu para mahasiswa dapat saling menukar informasi.

21.    Bentuk Superlatif Yang Berlebihan
            Bentuk superlatif adalah suatu bentuk yang mengandung arti ‘paling’ dalam suatu pertandingan. Bentuk yang mengandung arti ‘paling’ itu dapat dihasilkan dengan suatu kata sifat ditambah kata-kata amat, sangat, paling, atau sekali. Jika ada dua kata itu digunakan sekaligus dalam suatu kalimat, terjadilah bentuk superlatif yang berlebihan.
Misalnya:
Bentuk Tidak Baku
a.    Pengalaman itu sangat menyenangkan sekali.
b.    Penderitaan yang dia alami amat sangat memilukan.
Bentuk Baku
a.    Pengalaman itu sangat menyenangkan.
b.    Penderitaan yang dia alami amat memilukan.







BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Kreatifitas dalam memilih kata merupakan kunci utama bagi seorang pengarang maupun untuk penulisan gagasan serta ungkapan. Penguasaan dalam mengolah kata  juga menjadi faktor penting untuk menghasilkan tulisan yang indah dan enak di baca. sehingga makna dengan tepat pada setiap pilihan kata yang ingin disampaikan.
Gejala salah urutan kata sebagian besar disebabkan oleh pengaruh bahasa asing. Kebanyakan salah urutan itu merupakan terjemahan harfiah dari bahasa asing. Padahal, struktur bahasa Indonesia berbada dengan struktur bahasa asing. Bentuk resiprokal adalah bentuk bahasa yang mengandung arti ‘berbalasan’,sedangkan bentuk superlatif adalah suatu bentuk yang mengandung arti ‘paling’ dalam suatu pertandingan.

                                       








DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal.Berbahasa Indonesia dengan benar.PT Mediyatama Sarana Perkasa,Jakarta 1987.
Junus, Husain.Tinjauan Sejarah dan Pemakaian Kalimat yang baik dan benar. Ussana Offset.Surabaya 1996.
http://www.google.co.id/search?hl=id&cr=countryID&q=pilihan+kata+dalam+bahasa+indonesia&star=10&sa=N


1 komentar:

Anonim mengatakan...

1xbet korean - legalbet.co.kr - Sports betting - LicensedBet
1Xbet korean. 1Xbet 1xbet korean korean. 1Xbet korean. 1Xbet. 1Xbet. 1Xbet korean. 1xbet. 1Xbet. 1Xbet. 1Xbet. 1xbet. 1xbet.

 
;